WAJIB MENUNTUT ILMU
Kita sangat memerlukan “Suryalaya”, untuk
itulah kita selalu menyempatkan diri untuk hadir mengikuti Manaqiban di
Pondok Pesantren Suryalaya ini. Salah satu yang kita dapat dari sini
adalah ilmu, seperti perintah Nabi Muhammad Saw. bahwa menuntut ilmu itu
wajib bagi tiap-tiap muslim (Tholaabul ‘ilmi fariidhotun ‘ala kulli
muslimin).
Bahkan ada yang menambahkan hadits tersebut
-entah dari mana- dengan minal mahdi ila lahdi. Mahdi diartikan
gendongan (dalam ibu) hingga ke liang lahat. Bagaimana mungkin seorang
yang sudah tidak bernyawa atau anak yang masih kecil harus menuntut
ilmu? Setiap orang pasti punya jawaban masing-masing dari pertanyaan
ini.
Menurut saya, kalau kita mau mentasrif : hadaa-yahdii,
hidaayatan… seperti contoh dalam surat al-Fatihah Ihdinasshiroothol
mustaqiim (Tunjukilah kami ke jalan yang lurus) maka Mahdi itu tidak
diartikan sebagai gendongan yang diisi dengan seorang bayi tetapi
ambillah ilmu ma’rifat itu dari seseorang yang telah menduduki gelar
ALMAHDI dari ALHADI. Al-Mahdi (Muhammad Saw.) mendapatkan hidayah dari
al-Hadi (Allah Swt.). Allah sebagai al-Hadi memberikan petunjuk/hidayah
kepada Muhammad tidak secara langsung tetapi menggunakan washilah
(Perantara) yaitu melalui Pena Allah (malaikat Jibril as.) kemudian
disimpan didalam AL-LAHDI (lahat) Muhammad yang terletak dua jari
dibawah susu kiri. Petunjuk itu pulalah yang telah kita dapatkan dari
Guru Mursyid yaitu TALQIN DZIKIR KHOFI.
Dengan mendawamkan
dzikir ini diharapkan kita selalu merasa dekat dengan Allah, merasa
diawasi sehingga terjaga dari berbuat dosa. Sesungguhnya Allah selalu
membukakan tangan-Nya diwaktu malam untuk mengampuni orang yang berbuat
salah diwaktu siang.
Dan Allah selalu membukakan tangan-Nya diwaktu
siang untuk mengampuni orang yang berbuat salah diwaktu malam. “Dan
Kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan untuk dita’ati dengan
seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya
datang kepadamu, lalu memohon ampn kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan
ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. an-Nisaa’ : 64).
Oleh karena
itu, janganlah ragu-ragu dengan apa yang telah diberikan oleh Guru
Mursyid kepada kita. Taati, jalankan semuanya; dzikir, shalat, Khataman,
Manaqiban dan sebagainya karena kita yakini bahwa beliau adalah pewaris
Nabi Muhammad Saw. Mudah-mudahan kita terbawa oleh Guru kita ke hadirat
Ilahi Robbi.
sumber : catatan kang Andy Rachman
Oleh-oleh hikmat manaqib diTegal
1. Pangersa Abah Anom selalu memantau setiap muridnya
2. Orang yg sudah ditalqin dzikir, tidak akan mati. Karena mati itu buat yg belum ditalqin
3. Jangan berdoa untuk Pangersa Abah Anom dg kata-kata " Semoga atau
Mudah-mudahan atau disisinya " berarti pangersa Abah seakan2 belum
sampai kepada Alloh, padahal padahal beliau adalah seorang wasilah dan
penyuci jiwa setiap manusia dan jin. Kalau berada disisinya...berarti
pangersa Abah masih dikarantina dialam barzakh.
4. Ikhwan
Akhwat suryalaya harus mengakui bapak ruhaninya sendiri , goreskan jika
masih ada dikalender atau diuqudul jumuaan tertulis Pangersa Abah dg
kata KH. SOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN...segera ditambahi dg kata " SYECH "
5. Perintah dzikir jahar ( yg dilisankan ) dan dzikir khofi ( sirr ) terdapat didalam surat Al 'Alaq
6. Pangersa Abah Anom qs sangat menyukai manaqib
7. Manaqib syech Abdul qodir jaelani qs berlaku juga buat Syech Ahmad Sohibul Wafa Tajul arifin qs
8. Ikhwan Akhwat tqn Suryalaya harus dapat membedakan antara tulisan " ALLAH dg ALLOH
9. Riyadhoh bukan hanya digunung atau ditempat yg sunyi tetapi riyadhoh yg berat adalah ditempat yg ramai
10. Jangan tergoda oleh nikmatnya kasur yg empuk...tapi latihlah matamu untuk prihatin (melek malam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar