Sabtu, 12 Mei 2012

Suryalaya


CIRI KHAS SURYALAYA
KH. A.S. Nasution, SH.
Sebuah lampu listrik bisa memberikan cahaya terangnya, kalau saklar atau stop kontaknya diaktifkan sehingga aliran listrik dari pusat bisa sampai. Dzikir Khofi itu akan menjadi penerang bagi kita kalau terus diamalkan dimana saja kapan saja. Selain itu amalan yang lain seperti Manaqiban, Khataman dan lain-lain akan mendatangkan barokah kepada kita jika diamalkan sesuai dengan petunjuk dan tuntunan Guru Mursyid. Dengan amaliyah itu, Insya Allah kita akan diantarkan oleh Guru Mursyid menuju Allah. Selain itu kita juga perlu bertafakur seperti dalam surat Ali 'Imran ayat 190-191. Dzikir dan fikir harus selalu dipadukan manakala kita melihat dan mendengar sesuatu sehingga kita menjadi faham, kemudian dihayati, diyakini dengan utuh dan terakhir amalkan secara nyata dan terasa.
Jangan sampai kita melanggar janji yang kita ucapkan ketika mendapatkan bai'at dan talqin dzikrullah. "Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah...". (QS. al-Fath : 10). Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh amalan Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah itu baik dzikir Jahar maupun dzikir Khofi. Dalam melaksanakan dzikir Jahar harus dengan wudlu yang sempurna, suara yang keras menggema dan arah pukulannya tepat pada latifah-latifah. Sedangkan untuk dzikir Khofi, laksanakan seperti pada saat di talqin. Kepala ditundukkan ke arah hati, mata, mulut ditutup, bibir dan gigi dirapatkan, lidah agak ditekuk ke langit-langit atas, menahan nafas sekuatnya kemudian berdzikir .......
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Maklumat yang dikeluarkan oleh Pangersa Abah harus tetap terus dilaksanakan, jangan sampai ditinggalkan. Seperti contoh Maklumat tentang pelaksanaan shalat Lidaf'il Bala dilanjutkan dengan Khataman ba'da Isya. Sebab dibuatnya Maklumat itu adalah peristiwa dimana Iraq akan dihancurkan oleh Amerika. Padahal disana ada makam Syekh Abdul Qodir Jailani. Tetapi sampai kapanpun, maklumat itu harus tetap dilaksanakan. Maklumat lain yang ditinggalkan yaitu membaca do'a pada akhir qunut shalat Subuh " Allahummasqinal Ghoitsa wa laa taj'alnaa minal qoonitin". Dan Qunut Nazilah pada waktu shalat Maghrib. Yang terakhir, menurut saya perlu dibuat sebuah tim untuk menterjemahkan Tanbih dalam bahasa Sunda kedalam bahasa yang lain. Seperti bahasa Indonesia, Jawa atau bahasa Inggris tetapi jangan sampai menyimpang jauh dari Tanbih yang asli. Setelah tim ini selesai melaksanakan tugasnya, maka perlu dikembalikan kepada Guru Mursyid. Kepada para Mubaligh atau Da'i harus ingat kepada firman Allah : "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan dirimu sendiri...". (al-Baqarah : 44). Yang menjadi ciri khas Suryalaya dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan adalah :
  1. Thoriqohnya yaitu Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah pondok Pesantren Suryalaya.
  2. TANBIH; Wasiat Guru Almarhum Syekh KH. Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad
  3. Untaian Mutiara
  4. Logo Pondok Pesantren Suryalaya berupa kupu-kupu berisikan misi Suryalaya yang harus kita laksanakan.
  5. Tugu Latifah Mubarokiyyah yang ada di Kampus Latifah Mubarokiyyah merupakan visinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar