KH. Ayi Burhanuddin
Pada
Tawasul ke-7 terdapat kata "wa min qoofin ilaa qoof...".
Qoof disana bukan huruf qof yang ada pada huruf hijaiyyah. Tetapi nama sebuah
tempat yang dihuni oleh manusia seperti kita. Jadi Guru Musryid kita dengan
kasih sayangnya tidak hanya mendo'akan manusia yang ada dimuka bumi atau di
kolong langit saja. Bagaimana sejarahnya bisa ada manusia di gunung Qof tersebut?
Pada saat Nabi Muhammad Saw. Mi'raj beliau melihat di gunung Qof sebuah kota
yang hanya dihuni oleh manusia dan sangat ramai sekali. penduduk yang berada
di sana kemudian mengucapkan syukur alhamdulillah karena dipertemukan dengan
Nabi Muhammad Saw. Kemudian Nabi bertanya: Darimanakah asal muasal kalian semua?
Maka orang-orang itu menjawab : Kami adalah keturunan Bani Isroil. Setelah Nabi
Musa as. wafat, maka terjadilah perebutan kekuasaan hingga menyebabkan terbunuhnya
43 nabi. Lalu kami keluar dari kota itu dan sampailah kami disini. Semoga hal
ini menjadika kita lebih yakin akan kemurahan dan kasih sayang Guru Mursyid
kita.
Selanjutnya,
menurut Imam al-Ghazali seorang murid yang sedang belajar dzikir terdiri dari
4 tingkatan :
- Lisannya saja yang berdzikir; tetapi hatinya tidak, dzikirnya tidak masuk ke dalam hati.
- Lisannya berdzikir dan dia berusaha dengan keras supaya dzikir tersebut masuk ke dalam hati.
- Lisan dan hatinya berdzikir secara bersamaan. Hal ini bisa terjadi dari hasil riyadhoh (latihan). Hakikat riyadhoh menurut Imam al-Ghazali adalah Mengosongkan hati dari urusan dunia.
- Dzikirnya membuat dia tenggelam kedalam hati dan ruh. Seperti kata Syekh Abdul Qodir al-Jailani : Aku tenggelam dalam lautan ilmu dan lautan musyahadah.
Dzikir
lisan saja tanpa dibarengi dengan dzikir hati lebih baik dari pada orang yang
tidak berdzikir sama sekali. Oleh karena itu amalkanlah TQN ini dengan sungguh-sungguh.
Semua guru yang ada pada silsilah ini akan hadir kepada seorang murid yang selalu
patuh dan taat serta melaksanakan semua perintah dari guru Mursyidnya. Seorang
Mursyid melihat dengan Nur Allah sehingga semuanya terlihat jelas dan tidak
terhalang apapun. Matahari bisa menerangi bumi tetapi bisa terhalang cahayanya
hanya karena ada tembok. Sedangkan ma'rifat seperti jutaan matahari. Kalimat
terbaik dari yang terbaik adalah Laa Ilaha Ilallah. Sehingga manusia yang mengetahui
hakikat kalimat tersebut adalah yang terbaik di antara manusia. Semua amal shaleh
tanpa Laa Ilaha Ilallah tidak akan sampai kepada Allah. Karena itu kita patut
bersyukur bisa bertemu denga pangersa Abah Anom yang telah mengajarkan dzikrullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar