Kamis, 10 Mei 2012

Ziarah ke Makam Abah Sepuh

Ziarah ke Makam Abah Sepuh

PADA kamis sore tanggal 5 Pebruari 2009, selepas berkumpul dari madrasah, para wakil talqin menuju ke Makam Abah Sepuh yang berada sebelah barat Masjid Nurul Asror. Puluhan wakil talqin mengambil posisi duduk bersila di Ruang Utama. Makam Abah Sepuh adalah sebuah bangunan yang berdiri di atas tanah seluas lebih dari 200 m2. Bangunan itu terdiri dari tiga ruangan dan memiliki pintu masuk dan keluar dari arah selatan dan timur… Jika kita masuk dari kedua pintu itu, akan tampak ruangan lapang yang menyita separuh dari keseluruhan bangunan makam. Ruangan ini adalah ruangan terluar.
Untuk memasuki Ruang Utama makam Abah Sepuh, jamaah harus memasuki ruang antara ruang terluar dan ruang utama. Ruang Antara itu disekat oleh dinding kaca memanjang dari timur ke barat, dibelah dua pintu di sisi timur dan barat yang tidak berdaun. Luasnya kira-kira sepertiga dari ruangan terluar. Sampai tulisan ini disusun, baru ada satu makam yang menempati ruang antara, yaitu makam almh. Ibu Hj. Endah, putri Abah Sepuh di sisi paling barat.
Ruang utama adalah tempat jasad Abah Sepuh dikebumikan. Untuk memasuki ruang utama, peziarah harus melewati sebuah pintu kaca yang selalu terkunci. Jarang orang yang bisa masuk ke ruang utama, hanya pihak keluarga Abah Sepuh dan tamu-tamu kehormatan saja yang diperkenankan memasukinya.
Pada permukaan tanah yang memendam jasad beliau yang mulia, dipasang batu nisan yang indah dikelilingi keramik berwarna abu-abu. Di atasnya kain kelambu putih menyelimuti, disangga empat tiang di tiap sudut. Di ruang utama itu hanya ada satu pusara. Di ruangan itulah para wakil talqin mengelilingi makam Abah Sepuh. Sementara itu, jamaah ziarah lain memadati ruang antara dan ruang terluar, tunduk dalam posisi tawajuh. Keheningan menyelimuti seluruh ruangan. Keheningan dalam membangun ‘komunikasi’ dengan-Nya. Keheningan dalam khofi.
Terdengar suara Ajengan Enjen (K.H. Zaenal Abidin Anwar) -satu dari tiga Pengemban Amanah Pangersa Abah- memimpin tawassul. Rangkaian hadharah dilantunkan diikuti pembacaan al-Fatihah oleh jamaah ziarah, demikian berseling antara hadharah dan Surat al-Fatihah berulang selama tujuh kali. Lalu jamaah melantunkan surat-surat terakhir di dalam al-Qur’an. Hingga tuntas rangkaian wirid tawassul TQN Suryalaya.
Tidak lama berselang, kalimat thoyibah terdengar. Laa ilaaha ilallooh terdengar bergemuruh. Menyesaki nurani. Berulang-ulang. Memunculkan getaran cinta kepada Yang Maha Pengasih.
Berziarah beserta orang-orang pilihan Wali Mursyid, qalbu ikut tertarik ke dalam rangkaian gerbong mahabbah. Meniti setapak demi setapak alam ruhaniah. Menyelaraskan frekuensi dzawqiyah dalam bimbingan mulia Wali Mursyid untuk ma’rifah kepada Alloh.
Setelah intensitas dzikir jahr, terdengar kemudian suara K.H. Nur Anom Mubarak bin K.H. Abdulloh Mubarak -Pengemban Amanah Pangersa Abah yang juga adik bungsunya- melantunkan doa penutup dzikir jahr, dengan perlahan dan khusyu’ memimpin do’a. Sesekali terdengar isakan tangis mengharap kepada Sang Maha Pengampun untuk menghapus dosa karena ghaflah.
Tiga kali rangkaian surat al-Fatihah bergemuruh mengiringi hadharah yang dipimpin K.H. Nur Anom. Pertanda akan dimulainya dzikir yang tersembunyi. Bermunajat kepada Rabbul Izzati. Ber-afirmasi bahwa hanya Dia-lah yang dimaksud dan ridho-Nya yang dicari. Sama-sama berharap didatangkannya anugerah mahabbah dan ma’rifah kepada-Nya. Keheningan kembali meliputi suasana. Tunduk dalam tawajuh.
Puji syukur tak terhingga, turut serta dalam prosesi ziarah bersama puluhan Wakil Talqin yang dilakukan dua kali setahun. Semoga Alloh SWT selalu membimbing mereka dalam mendakwahkan jalan terdekat dan termudah untuk wushul kepada Alloh SWT, mensyiarkan TQN Suryalaya untuk kebangkitan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar